Semalam, aku mendapat pesan singkat dari seorang wali kelas yang begitu sayang terhadap anak muridnya. Yang mengingatkanku pada sebuah cerita atau lebih tepatnya pengalaman yang pernah ku alami belum lama ini.
Kemarin, aku melihat kaki adikku terluka. Katanya, dia baru saja tersandung kerikil kecil di jalanan yang ia lewati dan kerikil itu masuk ke kakinya. Kemudian, ia mencoba mengeluarkan
kerikil itu dari kakinya seorang diri dengan menahan sakit.
Aku dan ibuku merasa iba melihatnya. Kemudian ibuku berkata, " Sini biar mama bantu,," Tapi kemudian, adikku menolak tawaran ibuku karena ia khawatir rasanya akan lebih sakit. Padahal, ia belum mencuci kaki dan tangannya sepulang sekolah tadi, maka kemungkinan terinfeksi pun lebih besar. Namun adikku tidak menyadari hal itu.
Karena gemas melihat adikku yang terlalu lama mengurusi lukanya (sementara ia belum makan siang), akhirnya ibuku segera bergegas menghampiri adikku -tanpa izin adikku, tentunya- dan membantu mengeluarkan kerikil itu dari kakinya. Kontan saja, adikku menjerit. Tapi itu hanya sementara, dan kemudian adikku tersenyum. Katanya, "Sekarang udah nggak sakit lagi,,"
Aku tersenyum jengkel melihat ulahnya yang menyebalkan itu. Padahal niat ibu kan baik, tapi malah ditolak. Dan aku berkata dalam hatiku, " Dasar anak kecil, dibantuin nggak mau. Padahal kan niat ibu baik, dianya aja nggak tau.. "
Belum selesai aku bicara, aku sadar dengan apa yang baru saja ku katakan. Sepertinya selama ini aku terlalu bertingkah kekanak-kanakkan dan sering kali marah, ketika orang tuaku terlalu mencampuri urusanku, padahal sebenarnya niat mereka baik. Hanya saja aku tak pernah menangkap nait baik itu.
Ya Rabb.. kini aku sadar, betapa banyak perbuatan buruk yang kulakukan terhadap mereka. Mereka hidup lebih lama dariku dan tentunya mereka punya pengalaman lebih banyak dariku.
Bukan hal yang tidak mungkin apabila apa yang kurasakan saat ini, pernah mereka rasakan ketika mereka muda dulu, dan mereka hanya ingin berbagi pelajaran denganku agar aku tidak salah mengambil keputusan.
Kadang, sering kita merasa, ketika hati mulai luluh mengingat, betapa banyaknya kebaikan yang diberikan orang tua kita kepada kita, tiba-tiba hati kita menyangkal semua itu. Kita teringat saat-saat di mana kita merasa, orang tua kita bersikap tidak adil terhadap kita. Memarahi kita. Tapi, itu semua wajar, kan??
Wajar apabila mereka berbuat kesalahan, mereka kan juga manusia. Sama seperti kita...
Sahabatku, yuk kita renungi lagi.. seberapa sering kita telah menyakiti hati orang tua dengan perbuatan dan perkataan kita yang kasar?? Seberapa sering kita mengumpat dan menggerutu ketika ada keinginan kita yang tak dapat mereka penuhi?? Seberapa seringkah??
Kalau kau pandai menghitung, hitunglah,, berapa banyak biaya yang telah dikeluarkan oleh orangtuamu untuk memberimu makan setiap harinya bertahun-tahun hingga umurmu yang sekarang?? Berapa banyak air mata yang mereka teteskan ketika melihatmu lemah tak berdaya karena sakit, ataupun ketika mereka berdoa memohon pada Allah agar kau selalu diberi kemudahan dalam menggapai cita-citamu, agar kau dijadikan anak baik dan berbakti pada mereka, agar kau selalu dilindungiNya di manapun kau berada..
Dapatkah kau hitung limpahan kasih sayang yang tercurah untukmu semenjak kau masih di buaian?? Dapatkah kau hitung semua itu saudaraku??
Kau jarang sekali, bahkan tak pernah merasakan apa yang mereka rasakan, memikirkan apa yang mereka butuhkan, atau sekedar tau apa yang dapat membuat mereka bahagia..
Ajal tak pernah menunggu hingga semua salah dan dosamu dimaafkan oleh orang-orang di sekelilingmu. Ia datang tanpa kita tau kapan dan di mana. Begitu juga, terhadap ayah dan ibumu. Sebelum terlambat, saudaraku.. Jika kini mereka dekat denganmu, peluklah mereka segera. Kecup pipi kanan dan kirinya. Katakan kau sayang mereka dengan tulus ikhlas dan penuh mesra. Katakanlah sejujurnya, hingga derai air matamu lembut membasahi pipimu. Jika mereka jauh namun kau sempat untuk menemui mereka, segeralah pulang. Atau, hubungi mereka segera. Katakan kau cinta dan mintalah maaf atas semua kesalahan yang kau buat pada mereka di masa lampau. Berdoalah pada Allah, agar kau dan mereka, masih diberi umur untuk dapat kembali bersua.
Kata terakhir dariku, terima kasih untuk seluruh ayah dan ibu di dunia..
Tanpa kehadiran kalian, takkan ada generasi-generasi penerus yang hebat yang dapat membuat dunia berkembang.
Special for My Mom and My Dad, please accept my apologizes, and thanks for all things you've done, you've given. you've sacrified for me..
Your love will never be replied..
: )