Pages

Kamis, Juni 17, 2010

Akibat dari Sebuah Gambar

"Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh )yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka ; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran) ?" (QS Al-Munafiqun (63):4)

Golongan yang tidak sepenuhnya menyetujui disahkannya Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi Pornoaksi (RU APP) adalah golongan penganut faham liberalisme termasuk wartawan dan seniman, artis dan model termasuk aktivis HAM dan perempuan yang berfaham Liberal. Wartawan Liberal menyatakan bahwa RUU tersebut mengekang kebebasan pers dan para seniman Liberal berdalih RUU itu mengekang kebebasan berekspresi. Sedangkan penggerak HAM berdalih RUU tersebut berpotensi melanggar HAM. Bahkan ada seorang model yang menyatakan tidak bisa cari makan kalau RUU itu disahkan. Inilah salah satu bukti keberhasilan liberalisme meracuni jalan fikiran manusia. Kalau kebebasan pers kemudian diartikan bebas tanpa batas maka jadilah dia 'kebablasan' pers, sebagaimana kebebasan berekspresi menjadi 'kebablasan' berekspresi dan kebebasan HAM menjadi kebablasan HAM. Semuanya akan bermuara pada egoisme mereka tanpa memperhatikan dampak yang mereka timbulkan karenanya.

Yang lebih menyakitkan lagi adalah jawaban dari sebagian mereka yang menyatakan bahwa melihat sebuah gambar itu tergantung dari fikiran yang melihatnya. Kalau yang melihatnya 'ngeres' maka gambar itu jadi gambar porno, tetapi kalau yang melihatnya biasa-biasa saja gambar itu menjelma menjadi sebuah seni. Sungguh sangat naif !! Pernyataan itu justru memperlihatkan bahwa mereka mencoba membunuh naluri atau instink manusia. Manusia normal pasti akan tertarik kalau melihat sosok atau gambar lawan jenisnya. Dan pernyataan itu juga menunjukkan bhawa mereka menutup mata dari kenyataan yang terjadi yang artinya mereka tidak lagi mempunyai kepekaan sosial. Betapa tidak ??! Sudah sangat banyak kasus perkosaan dan kejahatan seksual lainnya yang terjadi karena gambar-gambar porno dan aksi-aksi porno. Bahkan para ulama dan ormas islam menyatakan bahwa pornografi di negeri ini sudah pada tingkat yang 'mengerikan'. Ini adalah akibat sebuha gambar.

Pandangan Islam Tentang Gambar

Allah SWT memiliki asmaul husna 'Al mushowwir' artinya Maha Membentuk Rupa. Tidak ada satu makhluk pun yang boleh menyamai otoritas Allah dalam membentuk rupa ini. Dalam satu hadits qudsi, dari Abu Hurairah ra, bersabda Rasulullah saw :

“Allah berfirman 'Siapakah orang yang lebih zhalim daripada orang menciptakan (sesuatu) seperti ciptaanKu. Maka hendaknya mereka menciptakan sebutir biji atau menciptakan semut kecil.” (HR Bukhari)

Mengapa Allah dan Rasul-Nya sedemikian perhatian dan wanti-wanti atas sebuah gambar? Tentu banyak latar belakang yang secara psikologis dapat diterima. Pertama, adalah latar belakang sejarah. Kalau kita membaca kemblai sejarah kehidupan manusia masa lalu, banyak kerusakan, kemusyrikan, dan pengkultusan akibat dari sebuah gambar! Dan itu terjadi sepanjang sejarah manusia sejak jaman Nuh as, Musa as, Isa as, dll. Jadi, larangan membuat lukisan atau patung makhluk bernyawa adalah sebagai usaha pencegahan supaya hal tersebut tidak terulang lagi pada umat islam. Lalu, apakah ekspresi seni umat islam dimatikan? Tentu tidak, karena islam masih membolehkan membuat gambar yang tidak bernyawa seperti tumbuh-tumbuhan, pemandangan dan gambar makhluk bernyawa lainnya. Ibnu Abbas meriwayatkan dari Nabi Muhammad saw :

“Setiap tukang gambar ada di neraka... “
Ibnu Abbas berkata, “ jika tidak ada jalan lain kecuali engkau harus menggambar maka gambarlah pepohonan dan sesuatu yang tidak bernyawa.” (HR Muslim)

Kedua, adalah latar belakang kejiwaan manusia atas gambar. Sumber informasi utama bagi manusia adalah mata atau dari pandangan. Ketika sebuah gambar mendominasi informasi yang masuk ke dalam jiwa manusia, maka karakter yang ada di dalam gambar akan banyak mempengaruhi jiwanya. Disamping itu, salah satu jalan yang paling utama digunakan syetan untuk menggoda manusia, juga melalui pandangan. Apabila pandangan itu ditujukan kepada suatu objek yang sesuai dengan keinginan syetan, maka godaan itu akan semakin kuat dan sulit untuk dihindarkan yang kahirnya berpengaruh pada perilaku manusia tersebut.

Gambar di dalam rumah

Dengan mengacu kepada arahan dari Rasulullah saw, maka jelas bagi kita bagaimana kedudukan gambar makhluk bernyawa pada seorang muslim. Tentu saja sebagai manusia yang punya daya estetika alias menyukai keindahan, kita harus menempatkannya sesuai dengan rambu-rambu syariat. Kita bisa menempatkan penghias interior rumah kita dengan gambar bernuansa pepohonan, pemandangan atau reliaf-relief yang bernuansa islami. Hiasan yang paling baik bagi rumah kita adalah bacaan Al Qur'an yang dilantunkan oleh penghuninya.

Sedangkan untuk gambar makhluk yang bernyawa, disamping kita dilarang untuk menggambarnya, juga tidak dianjurkan untuk memajangnya di dalam rumah. Rasulullah saw bersabda :

“Malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar-gambar (makhluk yang bernyawa)” (HR Bukhari). Inilah rambu-rambu yang harus kita ikuti agar rumah kita menjad rumah yang barokah. Tentu saja, untuk hal-hal yang tidak bisa kita hindari, hali itu menjadi keringanan bagi kita. Gambar-gambar yang ada pada peralatan rumah tangga seperti pada piring, gelas dll dan juga gambar photo pada KTP tentu saja tidak termasuk kategori yang dilarang.

Dengan adanya rambu-rambu gambar di dalam rumah kita, secara tidak langsung kita menjaga pandangan anggota keluarga kita. Gambar-gambar menakutkan, gambar yang menunjukkan kekerasan, gambar yang 'panas', secara tidak langsung membentuk jiwa yang melihatnya menjadi seperti apa yang ada di gambar itu. Sedangkan gambar-gambar yang sejuk, berupa pemandangan, air, sungai, langit yang biru dll akan menanamkan kesejukan ke dalam jiwa yang memandangnya.

Pornografi dan Pornoaksi

Porno berasal dari bahasa yunani yang berarti wanita jalang, grafi berarti gambar. Jadi, asal kata pornografi adalah gambar wanita jalang. Dalam hal ini, banyak lapisan dosa yang dilakukan oleh pelaku pornografi atau pornoaksi. Yang pertama, adalah membuka aurat di muka umum, yang kedua membuat gambar makhluk bernyawa, ketiga hilangnya rasa malu, keempat mengganggu ketertiban umum, dan yang kelima mengajak untuk mendekati zina. Dengan dosa yang berlapis tersebut, pantas kalau kerusakan yang ditimbulkan begitu besar. Budaya seks bebas, hedonis, perilaku amoral dan penyimpangan seksual adalah dampak dari pornografi dan pornoaksi.

Beberapa hal yang menyebabkan mudahnya penyebaran pornoaksi dan pornografi adalah pertama, perkembangan teknologi informasi yang memunculkan tabloid esek-esek yang bertebaran dimana-mana. Kedua, teknologi VCD dan DVD serta teknik bajakan yang canggih sehingga banyak VCD/DVD porno yang bisa dibeli dengan harga murah. Ketiga, lemahnya penegakkan hukum atas pelaku pornografi dan pornoaksi mulai dari produser, pelaku, distributor, dan pengecer. Hal

Namun, ada satu kenyataan pahit yang harus kita telan. Mengapa mereka bisa mendapatkan keuntungan besar dari bisnis ini? Jawabannya adalah karena ada konsumennya. Siapa konsumen tersebut? Tidak lain adalah kita juga, kaum muslim yang menjadi penduduk terbesar negeri ini. Jadi ternyata banyak di antara kita yang bukan seniman dan bukan wartawan yang justru menyuburkan pornografi dan pornoaksi tersebut. Kalau tidak ada konsumen dari bisnis haram tersebut, pastilah bisnis ini tidak akan maju pesat. Solusi tepat yang harus kita lakukan sekarang adalah “jangan pernah menjadi bagian dari pornografi dan pornoaksi dalam bentuk apapun” Niscaya pornografi akan angkat kaki dari negeri ini. Inilah yang harus ikita perjuangkan dengan usaha pengesahan RUU APP.

Visualisasi Rasulullah saw

Sisi lain yang masih berkaitan dengan gambar adalah visualisasi/penggambaran sosok Rasulullah saw. Pada umumnya visualisasi sosok seorang tokoh akan menyeret pengikut dan pengagumnya kepada kultus individu yang mendudukkan tokoh tersebut sejajar dengan Tuhan. Inilah dampak negativ yang paling parah dari sebuah gambar.

Jadi, pelarangan gambar sosok Rasulullah saw adalah sebuah usaha preventif akan penodaan sosok yang agung dan mulia itu. Karena, secara psikologis ternyata gambar memberikan dampak kejiwaan cukup besar kepada yang melihatnya. Apalagi dengan frekuensi yang sering, gambar dapat merubah mental dan kepribadian yang melihatnya.

Ternyata, sebuah gambar bukanlah hanya sebuah coretan yang tanpa pengaruh. Semakin liberal seseorang dalam mengekspresikan jiwanya pada sebuah gambar, semakin besar dia terpengaruh oleh gambar tersebut. Jadi, jangan pernah menyepelekan sebuah gambar, bahkan kehancuran dunia bisa terjadi karena sebuah gambar. Waspadalah...

Wallahu a’lam bishshowab.

0 komentar:

Posting Komentar