Pages

Sabtu, Juni 12, 2010

Penyakit lidah yang sangat berbahaya

Pss..t!! Ada yang lagi marah-marah tuh. Kenapa ya? Kita baca aja yuk..
Seorang gadis dengan wajah BT berjalan sambil menekuk wajahnya dan memegang hnadphone di tangannya. Dengan satu tangan dia mengetik..

"Uff.. BT banget hari ini! Tuh irang mauny apa sih? Udah dibaik-baikin, eh malah bales nyakitin. Sialan banget sih tuh orang!"

Astaghfirullah, ucap saya ketika membacanya. Kawan kita yang satu ini, bahkan mengumpat lewat statusnya di Facebook. Semoga Allah mengampuni dosanya.Aamiin.

Nah, hal yang kaya gini nih, pasti sering banget kita denger dari bibir kawan kita. Bahkan secara tidak sadar, dari bibir kita sendiri.

Padahal yang namanya mengeluh, mengumpat, mencaci, ghibah atau bahkan hanya bilang, "Capek..." itu sudah merupakan wujud dari rasa kufur kita terhadap nikmat Allah S.W.T. Na'udzubillahi min dzalik.

Kenapa??

Yuk, kita bahas bareng-bareng!!

1. kalau kita mengeluh dengan bilang, capek, bosen, atau menyedihkannya hidup kita, berarti pandangan kita masih sempit.
kalau kita mau berfikir luas, kita akan lihat tukang bakso yang keliling kampung untuk membiayai kehidupan sehari-hari keluarganya. Meski panas terik, hujan deras, mereka nggak berhenti tuh. Karena apa? Karena kalau mereka berhenti atau mengeluh capek, keluarga mereka nggak akan bisa makan. So, kebayang kan? Kalau kita harus melakukan apa yang mereka lakukan.
Mau ribuan kali ngeluh juga nggak akan ada hasilnya. Jadi, kawan-kawan jangan suka ngeluh ya, mari belajar bersabar dan bersyukur, OK??

2. Mengumpat orang lain dengan kata-kata yang tidak baik. Biasanya kalau remaja seumuran kita nih, masih rawan sama yang namanya "ngatain orang."
Kalau tadi mengeluh dampaknya adalah hidup yang tidak bahgaia dan termasuk dalam golongan hamba yang kufur. Kalau yang ini nih, selain bikin hidup jadi nggak bahagia, juga bisa bikin hidup orang lain juga nggak bahagia. Lho kok bisa? Ya iyalah.

Mana ada sih orang jaman sekarang yang mau dikatain? Pasti bawaannya jadi kesel dan maunya ngamuk. Betul nggak? Nah, makanya, sebelum kita ngatain orang dengan kata-kata kasar dan buruk, alangkah baiknya kalau kita instropeksi diri kita dulu. Dan jangan lupa, Rasulullah pernah mengajarkan bahwa kita hrus melupakan keburukan orang lain dan mengingat kebaikannya. Insya Allah deh hidup akan terasa bahagia selalu.

3. Ghibah? Nah, ini nih penyakit yang tanpa kita sadari sering kita lakukan. Apa itu? menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Hayo... siapa yang suka nonton ghosip?? Hati-hati lho ghibah..!!

Dan ternyata ghibah itu nggak cuma nge-gosip aja. Ada lagi yang lain, contohnya :
"Eh, liat deh. Cewek yang barusan lewat itu, warna bajunya norak banget yah!!"
Wah, kalau sampai cewek yang diomongin mendengarnya, pasti dia akan malu dan kesal. Dia pasti akan merasa tidak suka. Memangnya enak kalau tidak disukai orang lain?

Ada contoh lagi,
"Si Rita itu ya (bukan nama sebenernya), masa dia ngomongin aku di depan guru. Aku kan jadi malu kalau ketemu guru itu."
Emang sih, diomongin orang itu nggak enak, tapi bukan berarti, kita boleh balik ngomongin dia. Bukan begitu caranya. Ada resep supaya kita nggak kesel mesiki diomongin orang. Apa itu?

Resep rahasianya adalah kita nggak usah kesal sama orang yang sudah membicarakan dan memfitnah kita, kita cukup berpikir,
"Wah dia perhatian banget sih. Sampai membicarakan aku di depan temannya." Anggap saja, itu merupakan bukti perhatian seseorang kepada kita. Juga, anggap saja, kalau dia ingin mengingatkan kita akan kesalahan kita agar kita berubah. Mungkin, lewat cara ini, Allah ingin menunjukkan di mana letak kesalahan kita.

Wah, udah ngerti kan resep rahasianya. Dan ada satu hal lagi nih, yang bahaya banget dari ghibah. Baca yang satu ini yah:

Ketika ‘Aisyah radhiallahu ‘anha – istri yang paling Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam cintai – menjelekkan madunya, maka beliau bersegera mengingkari perbuatan ‘Aisyah. Cinta beliau yang besar kepada sang istri tidak menghalangi beliau untuk menasehati dan menyalahkan perbuatannya yang menyimpang. Ketika itu ‘Aisyah berkata dengan rasa cemburunya: “Wahai Rasulullah cukup bagimu Shafiyah, dia begini dan begitu.” Berkata salah seorang perawi hadits ini : “Yang ‘Aisyah maksudkan adalah Shafiyah itu pendek.” Maka mendengar hal itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Sungguh engkau telah mengucapkan satu kata yang seandainya kata tersebut dicampurkan dengan air laut niscaya dapat mencemarinya.” (HR. Abu Daid dan Tirmidzi. Dishahihkan Asy Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud nomor 4080. Shahih Sunan Tirmidzi nomor 2034. )

Nah, kalau itu kan Aisyah, yang Rasulullah pun bisa langsung menegur dan menasihati. Kalau kita? Nggak mungkin kan, numpuk daging busuk (bangkai) di perut kita? Apalagi, daging saudara sendiri. Kalau aku sih, nggak deh!!

Nah, akan lebih baik kalau bibir kita, selalu kita hiasi dengan tasbih dan senyum. Mengingat Allah di manapun kita berada, tentu lebih baik bukan daripada mengingat keburukan orang lain. Cukup 2 sentimeter ke kiri dan 2 sentimeter ke kanan. : )
Wah, cantiknya...
(^_^)

0 komentar:

Posting Komentar